Akhir pekan lalu, saya bertemu sahabat sewaktu SD, sekarang dia sedang mengambil sertifikasi profesi perawat. Mendengarkan ceritanya, sangat mengasikkan, mulai dari menangani pasien yang koma, menolong ibu-ibu melahirkan, mengkafani jenazah, sampai ngurusin orang sakit jiwa. Senang rasanya mendengarkan kisah hidupnya, tapi kayakya tak semudah untuk menjalankannya.
Menjadi perawat memang sudah menjadi cita-cita dia sejak kecil, sebenarnya teman saya mau jadi dokter, tapi dia sadar diri kalau menjadi dokter itu tidaklah mudah. Menurut saya, justru perawatlah yang jasanya lebih besar dibanding dokter, coz dia yang merawat pasien dari sakit sampai sembuh.Sungguh mulia cita-cita teman saya yang satu ini, semoga dia selalul dalam lindungan Allah.
Beda lagi dengan cita-cita teman kuliah saya, dia ngambil jurusan pendidikan bahasa inggris, soalnya dia ingin menjadi guru seperti ibunya. Menurutnya jadi guru itu mengasikkan di..., kita bisa berbagi ilmu yang udah kita miliki, dah gitu waktu kerja seorang guru juga gag full seharian ga kaya orang kantoran yang kerja jam 8 pulang jam 5, klo kita udah menikah trus kapan kita punya waktu untuk ngurus anak kita?
Bener juga apa yang dikatakan teman gw, sebenernya bapak gw juga seorang guru, tapi kok gag kepikirannya untuk menjadi seorang guru, tapi sebelumnya saya pernah merasakan menjadi guru bimbel juga loh, yah...seenggaknya tau lah rasanya menjadi seorang guru. Mengasyikkan memang, bisa berbagi ilmu yang sudah kita miliki, ketemu anak-anak yang lucu, lugu, aneh, sampe nyebelin juga pernah. Terimakasih kepada tempat bimbel gamajogja gandul udah memberi kesempatan untuk saya membagi ilmu serta belajar disana, thx juga untuk para tentor lainnya, semoga silaturahim kita tetap terjaga (trims ning dah, memberi info untuk mengajar disana, karena teman saya yang satu ini saya memberanikan diri untuk mengajar).
Tetapi, kerjaan saya sekarang bukanlah seorang pengajar.
Beda lagi dengan teman deket saya yang satu lagi, dia rela melepaskan pekerjaanya sebagai accounting disalah satu perusahaan swasta, karena dia ingin menjadi seorang PNS. Yap...dia resign ketika dia ingin mencoba beradu keberuntungan menjadi PNS, dia bekerja keras untuk mencoba dari CPNS satu ke CPNS yang lainnya. Setelah dia mengajukan resign, dan pengumuman CPNS belum keluar, dia sempet merasa cemas, was-was, khawatir jikalau tidak keterima menjadi PNS, dia mulai resah dan galau, dan berusaha mencari kerjaan lain, jikalau dia gag keterima menjadi PNS. Namun, rezeki Allah datang, dan teman saya keterima menjadi PNS di Kementrian Pekerjaan Umum, Selamat say...u keterima..., sambil nangis dia langsung telpon saya ketika dia tau dia keterima jadi PNS, tanpa terasa saya ikutan nagis juga mendengar kabar bahagia itu.
Yah...itulah hidup, penuh dengan perjuangan, impian yang mensti kita wujudkan menjadi kenyataan. Dan memerlukan pengorbanan, kerja keras, bahkan airmata untuk mendapatkannya. Meskipun saya tak dapat menolong pasien seperti teman saya yang seorang perawat, meskipun saya tak menyumbangkan ilmu yang saya miliki untuk perusahaan, dan meskipun saya tak seberuntung teman saya yang menjadi PNS. Saya sangat bersyukur dengan pekerjaan yang saya jalani dan saya enjoy untuk menjalankannya.
menarik nih....tapi kalo saya yang penting dapet kerja soalnya jaman sekarang dapet kerja suliiiittt banget...hehe salam kenal!!maju terus bloger
BalasHapusterimakasih sudah berkuknjung disini mas coro ^_^, betul sekali apapun perkerjaan kita yang penting harus disyukuri ya mas
BalasHapus